HAL-HAL YANG MENYEBABKAN PESAN-PESAN TAK TERORGANISIR
a.
Bertele-tele
b.
Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan
c.
Menyajikan ide-ide yang tidak logis
d.
Informasi penting kadangkala tidak tercakup dalam pembahasan
PENTINGNYA
PENGORGANISASIAN YANG BAIK
.
Pengorganisasian yang balk:
•
Subjek dan tujuan harus jelas.
•
Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
•
Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis
Apa
sebenarnya manfaat pengorganisasian yang baik ?
1.
Membantu audience memahami suatu pesan
2.
Membantu audience menerima suatu pesan
Menghemat
waktu : apabila pesan tidak terorganisir dengan baik. Penyampaiannya akan
menghabiskan waktu audence
Mempermudah
pekerjaan komunikator
pengorganisasian
pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan komunikator, sehingga dapat
selesai lebih cepat dan hemat waktu.
PENGORGANISASIAN PESAN-PESAN MELALUI OUTLINE
Untuk
mencapai pengorganisasian pesan-pesan yang baik maka diperlukan suatu cara agar
pesan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap penggunanya. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara :
1.
Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide
Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah
mendasar bagi setiap komunikator yang harus dicari pemecahannya. Jika materi
memang lemah, tidak memiliki suatu muatan yang menarik, maka akan mengaburkan
fakta yang ada.
Apabila penyusunan pesan yang panjang dan kompleks, maka
outline sangat diperlukan dan menjadi penting artinya. Hal ini karena dengan
adanya outline akan sangat membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian
yang satu dengan bagian yang lain. Selain itu, outline juga membantu untuk
mengkomunikasikan ide-ide dengan cara yang lebih sistematik, efisien dan
efektif. Melalui perencanaan yang baik outline akan membantu mengekspresikan
transisi antara ide-ide sehingga audiens akan memahami pola pikir komunikator.
Susunan suatu outline secra garis besar dapat digolongkan
ke dalam tiga golongan, antara lain :
a.
Memulai dengan Ide
Pokok, akan sangat membantu dalam menetapkan tujuan dan strategi umum dari
suatu pesan. Ide pokok dirangkum ke dalam dua hal yaitu : keinginan terhadap
audiens untuk melakukan dan memikirkannya, sebagai alasan yang mendasar bagi
audiens mengapa harus melakukan dan memikirkannya.
b.
Menyatakan
hal-hal pendukung yang penting, yang akan sangat berguna dalam mendukung
ide-ide pokok.
c.
Membuat
ilustrasi dengan bukti-bukti, semakin banyak bukti-bukti yang dapat disajikan,
maka outline yang dibuat akan semakin baik.
2.
Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional
Setelah mengelompokkan ide-ide, langlah selanjutnya
adalah menentukan urutan-urutan terhadap ide-ide tersebut aga selaras dengan
rencana organisasional, melalui dua pendekatan yaitu :
a.
Pendekatan
Langsung (direct approach), sering disebut juga dengan pendekatan
deduktif , dimana ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti bukti-bukti
pendukungnya. Biasanya reaksi dari audiens akan positif dan menyenangkan jika
menggunakan pendekatan ini.
b.
Pendekatan
Tidak Langsung (indirect approach), atau sering disebut dengan
pendekatan induktif, dimana bukti-bukti diletakan paling awal, kemudian baru
diikuti dengan ide pokok. Biasanya audiens akan merespon negatif dan tidak
menyenangkan.
Setelah
menganalisa berbagai kemungkinan respon yang ada dari dalam diri audiens serta
telah menemukan suatu pendekatan yang terbaik, maka tahap selanjutnya adalah
menentukan jenih pesan yang akan dibuat atau disampaikan. Secara garis besar
jenis pesan yang dapat di sampaikan meliputi permintaan langsung (direct
request), pesan-pesan rutin, good news atau goodwill,
pesan-pesan bad news dan pesan-pesan persuasif.
Revisi
Pesan Pesan Bisnis: (bab 15)
Ketrampilan Merevisi Pesan
Menulis pesan-pesan bisnis sangatlah
berbeda dan tidak semudah menulis pesan– pesan yang bersifat pribadi
(personal), seperti penulisan surat kepada orang tua, saudara, atau teman
akrab.
Maka dari itu dalam menulis
surat-surat bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran dan tenaga dan waktu
yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian pesan – pesan bisnis
cenderung dilakukan secara asal-asalan atau ceroboh, baik dalam sisi substansi
isi pesan mupun format penulisan.
Sebagaimana telah disampaikan
sebelumnya, pesan-pesan bisnis mencakup pesan-pesan bisnis tertulis dan
pesan-pesan bisnis yang disampaikan secara lisan.
1. Pesan
– pesan Bisnis Tertulis.
a. Mengedit
isi dan cara pengorganisasiannya
Pada face awal pengeditan, perlu
perhatian secara seksama terutama pada pesan-pesan awal dan akhir, karena pesan
– pesan tersebut mempunyai pengruh besar terhadap audiens. Perhatikan
bahwa pembuka surat atau memo haruslah relevan, menarik, dan memberikan reaksi
pada pembacanya. Untuk pesan-pesan yang lebih panjang, beberapa paragraf
pertama mencakup subjek, maksud, dan organisasi bahan.
b. Mengedit
mekanik atau teknis penulisan
Setelah melakukan pengeditan isi,
pengorganisasian, dan gaya penulisannya, langkah berikutnya adalah melakukan
pengeditan dari sudut mekanik atau teknis penulisan suatu pesan – pesan bisnis
yang mencakup antara lain:
1) Susunan
kalimat yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ada,
sehingga mudah dipahami dengan baik.
2) Penggunaan
kapitalisasi secara tepat (perhatikan kata-kata yang harus ditulis dengan huruf
kapital).
3) Penulisan
tanda baca secara benar (perhatikan penggunaan tanda baca koma, titik, titik
koma, tanda tanya, dan tanda seru).
4) Perhatikan
makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat dipahami
dengan mudah.
5) Perhatikan
pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat. Hal ini dapat
menghilangkan makna suatu pesan – pesan bisnis yng telah disampaikan.
c. Mengedit
format dan layout
Langkah terakhir dalam mengedit
suatu pesan bisnis adalahmengedit format atau layout secara keseluruhan. Di
samping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan – kesalahan
tulis, dan tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh diabaikan begitu
saja. Jika format penulisannya menarik, di tata rapi, bersih, tidak penuh
coretan, dan kertas yang digunakan berkualitas baik, audiens anda akan senang
membacanya.
2. Pesan
– pesan bisnis lisan
Sebagaimana pesan – pesan bisnis
yang disampaikan secara tertulis, pesan– pesan bisnis yang disampaikan secara
lisan pun memerlukan pengecekan ulang, perbaikan atau pengeditan (editing)
seperlunya, sehingga suatu pesan bisnis dapat dipahami audiens dengan baik. Perlu
dilakukan kegiatan pengeditan yang mencakup antara lain:
a. Substansi
pesan
Mengedit substansi pesan yang akan disampaikan kepada
audiens
b. Pengorganisasian
pesan
Mencakup 3 poin penting, yaitu:
1) Pembuka
(misalnya, salam pembuka, perkenalan diri)
2) Penyampaian
substansi pesan (misalnya, pengntar pesan dilanjutkan dengan substansi pesan.
3) Penutup
(misalnya: kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi).
c. Gaya
Bahasa
Gaya
bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan – pesan bisnis secara lisan lebih
menarik dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena cara penyampaiannya
yang lebih santai, luwes, dan tidak monoton.
Pemilihan
Kata Yang Tepat
Pemilihan kata dalam penyampaian
pesan – pesan bisnis kepada audiens sangat penting. Penggunaan kata asing yang
sukar dimengerti adalah pemborosan. Agar suatu komunikasi dapat tercapai
maksudnya, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Pilihlah
kata yang sudah familiar
Diperlukan suatu analisis audiens,
terutama untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan pengalaman audiens.
Pemahaman yang baik terhadap audiens akan memberikan pengaruh yang baik bagi
proses penyampaian pesan – pesan bisnis.
2. Pilihlah
kata-kata yang singkat
Kata-kata yang singkat selain
efisien, juga mudah dipahami oleh audiens. Tetapi kita juga harus memperhatian
kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.
3. Hindari
kata-kata yang bermakna ganda
Penggunaan kata-kata tersebut akan
mengakibatkan penafsiran yang bermacam – macam. Hal ini dapat mengakibatkan
tidak tercapainya maksud dari pesan-pesan bisnis.
Membuat Kalimat Yang
Efektif
Dalam menyusun suatu kalimat perlu
diperhatikan 3 hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan.
Diketahui bahwa dalam setiap kalimat paling tidak terdiri atas subjek dan
predikat. Subjek dalam predikat akan menjawab “siapa” atau “apa” yang dilakukan
oleh kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang
dikatakan dan biasanya berupa kata benda.
1. Tiga
jenis kalimat
a) Kalimat
Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya
memiliki sebuah subjek dan predikat. Namun tidak menutup kemungkinan suatu
kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun tidak langsung.
b) Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau
lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen. Klausa independen
merupakan lausa yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh,
sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri
sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.
c) Kalimat
kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah
klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.
2. Cara
mengembangkan paragraf
Ada dua pendekatan untuk mengembangkan
suatu paragraf, pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan
induktif dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu baru dibuat kesimpulan,
sedangkan deduktif dimulai dari kesimpulan, baru diikuti dengan
alasan-alasannya. Cara-cara mengembangkan paragraf:
a). Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf
dapat digunakan suatu ilustrasi yang dapat memberikan gambaran terhadap ide
atau gagasan umum.
b). Perbandingan
(Persamaan & Perbedaan)
Anda dapat mengembangkan paragraf
dengan cara membandingkan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran
dengan pemikiran yang lain.
c. Pembahasan
Sebab-Akibat
Agar dapat memberikan arah yang
jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
d. Klasifikasi
Untuk mempermudah pemahaman paragraf
bagi pengirim pesan dan penerima pesan. Selain itu agar suatu topik bahasan
menjadi lebih terarah atau terfokus.
e. Pembahasan
Pemecahan Masalah
Untuk memberikan latihan analitis
yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan
penting bagi suatu organisasi
Paragraf hendaknya jangan terlalu
singkat namun juga jangan terlalu panjang. Yang penting, suatu paragraf harus
merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh, menggunakan kata-kata transisi,
kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu dengan
yang lainnya, dan jelas.